Published On:Thursday, June 6, 2013
Posted by Naufal Khalish
Cerita perusahaan air mineral Q-Lia di Pidie
Di ruko dua lantai perusahan milik M Hasan ini, air minum kemasan Q-Lia diproduksi dan didistribusikan hampir ke seluruh Pidie. Di pintu ruko ini dipasang pamflet "Air Minum dalam Kemasan Q-Lia."
Saat ATJEHPOSTcom mendatangi tempat itu sore tadi, Kamis 6 juni 2013, terlihat beberapa awak kerja yang sedang memuat kotak kardus berisikan air minum kemasan ke dalam truk pick up.
Pantauan ATJEHPOSTcom di dalam ruko tersebut terlihat tumpukan dus yang masih terlipat tersusun rapi. Beberapa pekerja sedang membuka lipatan dus. "Sore ini tidak ada aktivitas produksi karena permintaan kurang maka produksinya dari pagi hingga siang tadi," kata Hasan.
Bersisian dengan ruangan tersebut terdapat ruang kaca yang di dalamnya terdapat mesin pengemasan air minum dalam gelas. Di pintu ruangan tersebut terpampang aturan kerja wajib ditaati, seperti mencuci tangan dan kaki, menggunakan pakaian kerja sebelum bekerja, tidak dibenarkan menggunakan sandal dan sepatu, tidak dibenarkan merokok dan makan minum di ruang kerja.
Menurut M Hasan, perusahaan itu didirikan sejak dua tahun lalu dan telah mengantongi sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dan BPOM RI. Untuk memperoleh sertifikat BPOM, kata dia, memakan waktu lama karena harus melalui proses yang panjang. Mulai dari izin tingkat lokal seperti Surat Izin Usaha Perusahaan, Surat Izin Tempat Usaha, kemudian disusul sertifikat SNI, baru kemudian sertifikat dari BPOM Pusat.
Air mineral kemasan perusahaannya mampu memproduksi rata-rata 200 hingga 800 dus per hari tergantung permintaan pasar. Jika musim hujan jumlah pesanan menjadi sepi. Namun di acara-acara khusus seperti peringatan maulid, permintaan air mineral kemasan ini akan melonjak.
"Untuk ukuran kemasan, Q-Lia hanya memproduksi ukuran 220 mili hingga 600 mili saja," katanya.
|AtjehPost|