Published On:Thursday, January 2, 2014
Posted by Ridha Putra

Abang Gorok Adiknya Hingga Tewas !

BIREUEN – Halim Budiman (43), warga Desa Ulee Gle, Kecamatan Makmur, Bireuen, tewas bersimbah darah setelah digorok abang kandungnya, Naharuddin Budiman (48). Insiden berdarah itu terjadi di meunasah (surau) desa setempat, Selasa (31/12) sekira pukul 02.30 WIB dini hari.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambi dari berbagai sumber, Rabu (1/1) kemarin, selama ini korban yang belum menikah itu jarang pulang ke rumah dan setiap malam menginap di meunasah seorang diri. Meunasah Desa Ulee Glee Makmur berbentuk meunasah manyang (meunasah panggung).
Malam itu nahas menimpa Halim, ketika abang kandungnya, Naharuddin, mendatangi meunasah tersebut. Leher Halim digorok sang abang dengan sebilah celurit sehingga adiknya itu tewas di tempat.
Uniknya, seusai menggorok korban, Nahar langsung memberitahukan kepada keuchik setempat apa yang barusan dia lakukan. Selanjutnya ia menyerahkan diri ke Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Makmur. Setelah beberapa jam di mapolsek tersebut, Nahar digiring ke Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Bireuen untuk mempertanggungjawaban perbuatannya.
Warga yang mengetahui Halim tewas digorok abangnya berbondong-bondong ke meunasah setempat. Paginya jenazah korban dievakuasi ke RSUD dr Fauziah oleh relawan PMI Makmur dengan ambulans milik Puskesmas Makmur untuk divisum. Hasil visum, korban mengalami luka gorok dengan panjang 25 centimeter (cm), lebar 6 cm, dan kedalaman 5 cm. Setelah divisum mayat Halim kembali dibawa pulang ke desanya.
Kapolres Bireuen AKBP M Ali Khadafi melalui Kasat Reskrim AKP Jatmiko kepada Serambi menerangkan, dari hasil pemeriksaan sementara terhadap tersangka, kasus penggorokan itu berlatar belakang masalah keluarga. Pelaku mengaku sudah kehilangan kesabaran melihat tingkah adiknya yang kerap meresahkan keluarganya.
“Saat ini tersangka Naharuddin sudah kita tahan untuk diproses. Tersangka mengaku sudah merencanakan pembunuhan tersebut, sehingga ia dijerat dengan KUHP Pasal 338-340 pembunuhan berencana dan terancam hukuman 15 tahun penjara,” terang Jatmiko.
Naharuddin dalam keterangannya kepada Serambi di Mapolres Bireuen, Selasa (31/12), mengaku sudah merencanakan untuk membunuh adik kandungnya itu. Alasannya, Halim selalu menghalang-halangi dan tidak mengizinkan dirinya menggarap sawah warisan orang tua mereka. Selain itu, banyak persoalan keluarga yang selalu dia tentang sehingga tak bisa diambil keputusan final dan kompromis.
Bahkan sudah sering korban mempermalukan Naharuddin di depan umum sehingga Nahar menaruh dendam dan ingin membunuhnya. “Halim sudah beberapa kali kami peringatkan agar sikapnya bisa berubah, tapi ia tetap pada perbuatan buruknya, sehingga membuat kami kesal,” kata Naharudin yang sehari-hari sebagai tukang panjat kelapa di desanya.
Ia tambahkan, Halim selama ini juga sudah sangat meresahkan pihak keluarga sehingga pada malam kejadian Nahar datang menemui Halim yang tidur di meunasah panggung Desa Ulee Glee seorang diri. Saat itu Nahar membangunkan Halim dan menanyakan kartu Asuransi Kesehatan (Askes) milik ibunya karena sang ibu ingin berobat ke rumah sakit. Tapi Halim mengatakan kartu Askes itu sudah dibakarnya. “Karena kesal saat itulah saya langsung menggorok lehernya dengan celurit. Dengan sekali gorok, berakhir hidupnya,” kata Naharuddin yang mengaku tidak menyesali sedikit pun perbuatannya itu. (c38)

Selamat datang di Portal Berita Online INFO ATJEH | Untuk Pemasangan iklan , pariwara atau kerja sama, silahkan hubungi di Hotline 085263462710 atau di email infokeurakan15@gmail.com | Terima Kasih