“Jika yang Lain Bisa Dinegerikan, Kenapa Unigha tidak?”
INFO KEU RAKAN | Pidie – Salah satu tokoh masyarakat Aceh, Ghazali Abbas Adan, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Pidie yang menyahuti tuntutan mahasiswa soal penegerian Universitas Jabal Ghafur (Unigha), Sigli.“Saya memberi apresiasi kepada Pemda Pidie yang mendukung penuh penegerian Unigha, serta perjuangan mahasiswa. Ini tercermin dari pernyataan Wakil Bupati M Iriawan (AtjehLINK, 21/6). Dan saya yakin apa yang disampaikan itu juga artikulasi kehendak rakyat Pidie,” ujar Ghazali Abas kepada AtjehLINK, Jumat (21/06/2013).
Disamping itu, Ghazali Abbas mempertanyakan sikap Yayasan yang ogah dengan ajakan dialog dari Pemerintah Pidie, terkait wacana pengembangan dan penegerian Unigha. Padahal, Pemerintah telah berusaha mengajak pihak Yayasan untuk duduk bersama memikirkan kemajuan Universitas swasta tertua di Aceh itu.
“Kalau hal ini benar-benar terjadi dan terus melanjutkan sikap demikian, berarti pihak Yayasan belum membuka ‘gembok pintu hatinya’ untuk merespon dan melaksanakan tuntutan mahasiswa. Selain transparansi pengelolaan keungangan, yang amat sangat penting adalah penegerian Unigha itu sendiri,” ujarnya.
“Terlepas dari proses dan cara, bahwa faktanya mahasiswa telah membuka ‘gembok kampus’ yang sudah beberapa hari berlangsung. Menurut saya sejatinya, demi kebersamaan dalam upaya menggapai cita-cita peningkatan kualitas serta harkat dan martabat Unigha ‘jantong hate’, kebanggaan dan harapan rakyat Pidie, kiranya Yayasan segera merespon ajakan Pemda dan memberi dukungan penuh pada tuntutan mahasiswa itu,” tambah mantan anggota DPR RI asal Aceh itu.
Ghazali Abbas menilai, tuntutan mahasiswa untuk menyegerakan penegerian Unigha adalah tuntutan yang cerdas, proporsional dan jelas memiliki perspektif untuk kemajuan Unigha pada masa-masa yang akan datang.
Ghazali Abas mencontohkan, beberapa lembaga pendidikan tinggi di Aceh yang yang didirikan Yayasan dan kini sudah dinegerikan, kampus tersebut menunjukkan eksistensi dan kiprahnya, bahkan terlihat jelas peningkatan kualitas dan daya saing yang tidak hanya di Aceh, tetapi mampu go nasional, bahkan internasinal, sebagaimana ditunjukkan Universitas Malikussaleh di Aceh Utara.
“Unimal sudah kerap melakukan temu ilmiah dan seminar dengan tajuk aktual serta menghadirkan pembicara manca negara, artinya sudah bebicara Internasional, padahal Unimal jauh lebih junior dari Unigha,” kata Ghazali.
Sebagai salah seorang rakyat Aceh kelahiran Pidie lanjut Ghazali, dirinya terus terang merasa iri kepada kampus dan civitas akademika Unimal. Wujud kampusnya gagah dan wajah beseri. “Bandingkan dengan sosok dan wajah kampus Unigha. Ini fakta yang tidak bisa dibantah dan ditutup-tutupi,” sebutnya.
Menurutnya, sangat dikhwatirkan dan disayangkan, apabila manajemen dan pengelolaan Unigha yang seperti sekarang dipertahanakan. Karena eksistensi dan prospek pengembangan Unigha kedepan akan tetap gelap dan jalan di tempat.
“Sangat urgen dan keniscayaan penegeriannya. Yang lain bisa, mengapa Unigha tidak. Yayasan lain bisa, mengapa yayasan Unigha tidak,” tegas Ghazali Abas.
Tokoh Aceh senior itu mengimbau, kiranya dengan kebersamaan yang penuh ukhuwah dan kerja keras semua stakeholder serta dukungan penuh Pemda sebagai representasi rakyat Pidie, dalam waktu yang tidak lama lagi Unigha akan dinegerikan.
“Semoga kebersaman, ukhuwah dan kerja keras pihak-pihak dan siapapun yang terlibat dalam usaha mulia menegerikan Unigha, menjadi amal saleh dan mendapat pahala berlipat dari Allah SWT. Amin,” pungkas Ghazali Abas.
|ATJEHLINK|