Published On:Sunday, March 24, 2013
Posted by Naufal Khalish

Kisah Penjaga Makam Pang Nanggroe & Pang Lateh


Komplek Makam Pang Lateh dan Pang NanggroeINFO KEU RAKAN | Aceh Utara –  Inilah kisah suka dan duka penjaga makam Pang Lateh dan Pang Nanggroe yang terletak di Gampong Meunasah Pante, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara. Sosok tersebut adalah Tgk Iskandar (63), pria asal Semarang, Jawa Tengah yang sejak tahun 1989 sudah menetap di desa itu.

Setahun setelah dirinya menjadi penduduk di sana, ia ditunjuk oleh masyarakat Meunasah Pante untuk menjaga makam Pahlawan Aceh yaitu Makam Pang Lateh dan Pang Nanggroe, tepatnya setelah penjaga makam sebelumnya meninggal dunia.

Ayah tujuh anak yang setiap harinya berjualan Cendol khas Jakarta di pasar Lhoksukon ini mengaku  sejak tahun 1990 hingga 2013 dirinya sangat ihklas tanpa mengharapkan imbalan untuk menjaga makam tersebut dan sangat senang walupun tidak digaji sama sekali oleh pemerintah.

“Sudah 23 tahun saya menjaganyaatas kemauan sendiri dan ikhlas walaupun tidak digaji diberikan honor, tapi dibalik ini ada hikmah karena saya juga menjual cendol. Alhamdulillah dagangan saya laris dan bisa menafkahi keluarga,” aku Tgk Iskandar saat diwawancara oleh IKR beberapa hari yang lalu.

Dia menyebutkan,  sebelumnya kondisi makam tersebut hanya ada sebatas pemugaran biasa dengan papan dan seng, sedangkan pembenahan pagar hanya dilakukan dua kali pada tahun 1992 dan tahun 2000 lalu dan hingga kini tidak ada lagi di sentuh oleh pihak pemerintah Aceh Utara.

“Untuk membersihkan makam, baik itu membeli perlengkapan bersih-bersih, jaring atau lainnya menggunakan sumbangan yang diberikan penziarah antara Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu yang setiap Senin dan Kamis selalu ada warga yang bernazar di makam ini. Selain itu banyak orang yang mengambil tanah di kuburan ini untuk penawar penyakit,“ tambahnya Tgk Iskandar.

Dia juga menceritakan pernah bermimpi bertemu dengan seseorang dengan memakai pakaian putih dan berjanggut. Orang yang datang dalam mimpinya berpesan agar dirinya jangan pernah meninggalkan merawat makam itu.

“Dalam mimpi itu saya diingatkan oleh seorang kakek yang memakai surban putih, tinggi sekitar dua meter untuk tetap menjaga makam itu. Karena itu juga ibadah makanya saya tetap akan menjaga dan merawat makam ini seperti pesan dalam mimpi itu,” cerita Tgk Iskandar.

Siapa Pang Lateh dan Pang Nanggroe Itu?

Pang Lateh adalah sosok pahlawan juga kawan setia Pang Nanggroe yang menyelamatkan Cut Mutia di Paya Cicem. Beliau gugur pada 22 Oktober 1910 silam dan kepalanya dibawa oleh penjajah Belanda ke Lhoksukon untuk diperlihatkan kepada rakyat.

Sedangkan Pang Nanggroe dalah suami ketiga Cut Mutia dikenal sebagai panglima perang yang gugur pada 26 Oktober 1910 saat pertempuran melawan belanda di Meurandeh Paya dan Paya Cicem yang dipimpin oleh Van Sloten.

Dari cerita singkat tersebut, sudah selayaknya makam Pang Nanggroe dan Pang Lateh perlu perhatian pemerintah supaya tidak terkesan seperti terabaikan, padahal situs sejarah ini punya nilai sejarah tinggi untuk dijadikan tujuan wisata.

Sedangkan lokasi makam tersebut sangat mudah dijangkau oleh pengunjung. Setelah masuk ke pusat pertokoan Kota Lhoksukon dan melewati Kantor Pos setempat, sedikit belokan ke arah kiri tanggul sekitar 50 meter dari Kantor Pos, disitulah letak makam Pang Nanggroe dan Pang Lateh di Gampong Meunasah Pante, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara.

Selamat datang di Portal Berita Online INFO ATJEH | Untuk Pemasangan iklan , pariwara atau kerja sama, silahkan hubungi di Hotline 085263462710 atau di email infokeurakan15@gmail.com | Terima Kasih